cover
Contact Name
Dr. Masturin, M.Ag
Contact Email
masturin@stainkudus.ac.id
Phone
+628122532397
Journal Mail Official
konselingreligi@stainkudus.ac.id
Editorial Address
Jl. Conge Ngembalrejo Bae Kudus Po Box. 51
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
KONSELING RELIGI
ISSN : 19077238     EISSN : 24772100     DOI : http://dx.doi.org/10.21043/kr
KONSELING RELIGI Jurnal Bimbingan Konseling Islam(ISSN 1907-7238; E-ISSN 2477-2100) accredited B Ministry of Research, Technology and Higher Education No. 36a / E / KPT / 2016 dated 23 May 2016, is an academic journal that emphasizes on actual issues related to Islamic guidance and counseling. Journal of Counseling Religi Journal of Islamic Counseling Guidance is published twice a year (once every six months, issued in June and December) by the Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus. SK ISSN was published on July 31, 2006 and is valid since the first Journal of Vol.1, No 1, June 2010. The editors receive contributions from experts to submit their thoughts related to da'wah, guidance, counseling.
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI" : 10 Documents clear
KEBAHAGIAAN DAN PERMASALAHAN DI USIA REMAJA (PENGGUNAAN INFORMASI DALAM PELAYANAN BIMBINGAN INDIVIDUAL) Azizah, Azizah
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan  ini  bermaksud untuk  memberikan informasi yang bersifat umum tentang penggunaan informasi dalam pelayanan bimbingan secara individual kepada remaja. Berdasarkan tahap perkembangannya, usia remaja disebut dalam masa pancaroba/ transisi/peralihan karena  sedang  mengalami perkembangan fisiologis  (perubahan  fisik  primer  maupun  perubahan fisik sekunder), perkembangan emosi  (psikis  atau  mental  yang mudah berubah-ubah/emosi tidak stabil)  dan perkembangan sosial (tuntutan  atau beban sosial) yang akan menimbulkan ketakutan, kecemasan bahkan rasa tidak percaya diri. Sehingga usia remaja rawan terhadap munculnya  berbagai permasalahan (baik permasalahan dengan:  diri  sendiri/kurang  puas atas apa yang di miliki, kelompok  bermain atau peer group/selisih pendapat,  orang tua/bersikap memberontak terhadap aturan- aturan, lingkungan masyarakat/tidak mau terlibat dalam aktivitas masyarakat, sekolah/melanggar tata tertib sekolah, norma agama/ tidak melaksanakan perintah agama, hukum/pelanggaran  hukun dalam bentuk tindakan kriminal dan lain-lain). Dengan adanya informasi gambaran tentang kebahagiaan dan permasalahan di usia remaja, diharapkan dapat digunakan panduan para remaja untuk  menciptakan kebahagiaannya sendiri ataupun  berada dalam permasalahan remaja yang tak berujung. Kebahagiaan adalah sebuah pilihan yang perlu diperjuangkan agar mencapai kedewasaan yang matang dan permasalahan adalah keadaan yang harus diupayakan solusinya yang efektif agar menjadi dewasa yang tangguh dan bertanggung jawab.Kata kunci: Kebahagiaan remaja, permasalahan remajaHAPPINESS AND PROBLEMS IN YOUNG AGE.  This paper is intended to provide general information  about the use of information in individual  counseling services to teenagers. Based on the stage of its development, teenager is called the transition period / transition / transition Facing physiological development (physical changes in both primary and physical  changes secondary),  emotional development (psychic  or mental  volatile  / emotionally unstable)  and social development (demand or social burden) which will lead to fear, anxiety and even insecurity. So that the teenage years are vulnerable to the emergence of various problems (both  problems with: self / less satisfied with what have, playgroup or peer group / disagreement, parents / rebellious attitude  against the rules, community  / not involved in community  activities, school / in violation of school rules, the norms of religion/not carried out the orders of religion, law / hukun violations in the form of criminal acts and others). With the information picture of happiness and problems in their teens, are expected to be used guide the youth to create their own happiness, or are in the teenager problems are endless. Happiness  is a choice that needs to be fought in order to reach maturity mature and problems is the state that should be pursued in order to be an effective solution formidable  mature and responsible.Keywords: Happiness   teenager,  teenagers  problems,   individual guidance
KONSEP BIMBINGAN KONSELING (BK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DALAM MEMBERIKAN KETERAMPILAN MANAJEMEN DIRI DAN PENCEGAHAN KORUPSI Solihah, Farhatus
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bermaksud untuk memberikan informasi tentang konsep bimbingan konseling yang dapat diterapkan di Sekolah Menengah Atas guna membantu siswa SMA dalam memanajemen diri dan agar terhindar dari perbuatan korupsi. Adapun tujuan khusus bimbingan konseling di kaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai dengan  kompleksitas permasalahan itu.  Masalah-masalah individu bermacam ragam jenis, intensitas dan sangkut-pautnya, serta masing-masing bersifat unik. Oleh karena itu tujuan khusus bimbingan konseling untuk masing-masing individu bersifat unik pula.  Konsep bimbingan konseling  SMA dalam memberikan keterampilan manajemen diri dan pencegahan korupsi diperlukan untuk  mempersiapkan siswa SMA hidup  di  tengah-tengah masyarakat atau terlibat dalam organisasi kemasyarakatan.Kata Kunci: Keterampilan  Manajemen Diri dan Pencegahan Korupsi.HIGH SCHOOL GUIDANCE COUNSELING CONCEPT TO PROVIDE SKILLS SELF MANAGEMENT AND PREVENTION OF CORRUPTION.   This  paper  intends  to provide  information about the concept of counseling that can be applied in high school to help high school students in managing themselves and to avoid acts of corruption.  As for the specific purpose of counseling in associate directly with the problems experienced by the individual in question, according to the complexity of the problem. Individual  problems multifarious types, intensity and little to do, and each is unique. Therefore, a special purpose counseling for each individual  is unique, too. The concept of high school guidance counseling in providing self-management skills and the prevention of corruption needed to prepare high school students living in the midst of society or involved in community  organizations.Keywords:  Skills Self-Management and Prevention of Corruption
MEMBANGUN PROFESIONALISME GURU KONSELING SEKOLAH MELALUI PENYAMPAIAN BAHASA YANG SANTUN Rakhmawati, Istina
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuntutan  kompetensi guru  termasuk guru  bimbingan dan konseling sekolah sebagai sebuah profesi mau tidak mau harus dipenuhi.  Membangun profesionalisme  Guru konseling  akan diminta akuntabilitas layanannya oleh pengguna jasa di sekolah. Masalahnya,  apakah layanan bimbingan konseling (BK) telah dilaksanakan oleh guru  konseling secara professional? Apakah keprofesionalan guru bimbingan dan konseling telah mencapai standar profesional yang ditetapkan? Masalah-masalah  yang kompleks dan meluas, kurang profesionalnya  guru bimbingan dan konseling akibat kompetensi guru bimbingan dan konseling yang kurang memadai, serta tuntutan perubahan yang terjadi dalam persaingan layanan profesional, memerlukan peningkatan profesionalitas guru bimbingan dan konseling khususnya terkait sikap,   pengetahuan dan  keterampilan  guru  bimbingan dan konseling.   Saat ini Guru Konseling di sekolah masih kurang selektif  dalam hal memberikan bimbingan yang seharusnya didapatkan  siswa. Untuk konseling sekolah peran guru konseling seharusnya tidak hanya berorientasi pada bimbingan karir akan tetapi juga harus memperhatikan bimbingan belajar, bimbingan bersikap baik, bimbingan berprilaku santun, jujur, dan bimbingan hormat kepada bapak-ibu guru serta bimbingan untuk masyarakat civitas akademik  (teman sebaya) di sekolah atau dalam hal ini mentaati peraturan tata-tertib di Sekolah maupun di luar Sekolah. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengetahui potensi siswa. Salah satunya dengan mengadakan  kelas percontohan maupun tes kemampuan dan bakat siswa. Melalui tes percontohan dan tes bakat,  guru Bimbingan Konseling  di sekolah  melakukan bimbingan karier dan mengarahkan mereka pada jurusan sesuai bakatnya. Peran Guru Bimbingan  Konseling di sekolah punya tugas yang banyak, kalau mereka mau mengembangkan profesinya. Tak  hanya memecahkan masalah pribadi siswa,   melainkan mencari masalah apa yang dihadapi siswa terutama masalah bakat dan minat. Ini penting bagi kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah. Setelah ditemukan bakat dan minat, arahkan siswa pada jurusan yang tepat.Kata Kunci: Profesionalisme  Guru Konseling, Stelistika BahasaPROFESSIONALISM   OF  TEACHER SCHOOL BUILDING THROUGH COUNSELING FOR SUBMISSION OF LANGUAGE POLITE.This  paper aims to find out the demands of the competence of teachers,  including  teachers,  school  guidance and counseling as a profession will inevitably be met. Teachers build a professional  counseling  services will  be  requested  by the service user accountability  in schools. The problem, whether the counseling service (BK) has been implemented  by teachers in a professional counseling? Is the  guidance and counseling teacher professionalism have reached the professional standards set? The issues are complex and widespread, the  lack of professional  guidance  and counseling teachers as a result of competence guidance and counseling teacher are inadequate, and demand changes in the competitive professional services, require an increase in the professionalism of teachers guidance and counseling particularly  related  attitudes,  knowledge  and skills guidance  teachers  and counseling. Currently  Teachers Counseling at school  is less selective  in terms of providing guidance should be obtained student. The results of this paper is under the teacher’s role counseling should not only oriented to the career guidance but also should pay attention to tutoring , guidance  to be good, the guidance behaves politely, honest, and guidance homage to the father-mother teacher and guidance to the public the academic community ( friends peer) at school or in this case to obey the rules discipline in school and outside  school. One  to determine the potential of students by conducting  pilot classes  and tests  students’  abilities and talents.Keywords: Professionalism, Teacher Counseling , Stelistika  Language
KONSELING ISLAMI MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL DALAM ISLAM PADA REMAJA Sugianto, Sugianto
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini memberikan informasi yang tepat tentang kondisi kebutuhan remaja yang sesuai dengan tugas perkembangannya yaitu: mengenal fungsi perbedaan jenis kelamin, organ reproduksi dan persiapan pernikahan agar dapat mengenali fungsi anatomi tubuh sesuai dengan nilai-nilai Islam, misalnya tentang kesehatan seksual dalam Islam. Meskipun data yang ditemukan terdapat beragam problematika remaja tentang seksual,  sehingga dibutuhkan profesi konseling  Islami untuk membantu remaja tumbuh kembang secara optimal dalam berprestasi dibidang kognitif-afektif-psikomotorik.  Kemampuan kognitif dengan diupayakannya  pengayaan pengetahuan tentang alam semesta beserta fenomena alam, kemampuan  afektif dengan trampilnya mengolah dan mengendalikan emosi ke arah positif  kepada sesama makhluk hidup,  sedangkan kemampuan psikomotorik dengan adaptifnya manusia dalam bersikap ketika berinteraksi di lingkungan dengan keragaman budaya Bhineka Tunggal Ika. Dengan berdasar pada nilai-nilai pendidikan Islam maka manusia dapat mengoptimalkan 3 daya dengan berdasarkan pada al-Qur’an yang memberikan keselamatan  dan kebahagiaan  pada remaja untuk memahami kesehatan seksual dalam Islam.Kata Kunci: Konseling Islam, Pendidikan  Seksual, PemudaTHROUGH THE ISLAMIC COUNSELLING SEXUAL HEALTH EDUCATION IN ISLAM IN ADOLESCENT. This paper provides precise information  about the conditions in accordance with the needs of adolescent development tasks are: to know the function of gender, reproductive organs and wedding preparations in order to identify the function of anatomy of the body in accordance with Islamic values, example about sexual health in Islam. Although the data were found to contain a variety of sexual problems of adolescence, so it needs the counseling profession Islamic to help teens grow and develop optimally in achievement in the field of cognitive-affective-psychomotor. Cognitive abilities with the enrichment begun all the knowledge of the universe and natural phenomena, affective abilities skilfully manage and control their emotions in a positive direction to our fellow beings, whereas the adaptive human psychomotor abilities in attitude when interacting in an environment with a diversity of cultural unity. Based on the values of Islamic education then humans can optimize power to 3 based on the Qur’an that provide the safety and happiness of the youth to understand sexual health in Islam.Keywords:  Islamic Counseling , Sexual Health Education, Youth
MENGATASI KESULITAN BELAJAR MELALUI KLINIK PEMBELAJARAN (STUDI ANALISIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA) Mahrus, Ali
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam   kegiatan   belajar    di    sekolah,    guru   berhadapan dengan jumlah ciri-ciri  untuk beragam siswa.  Ada siswa yang dapat mengambil kegiatan belajar mereka mulus dan berhasil tanpa kesulitan, tetapi pada sisi lain tidak beberapa siswa yang benar-benar mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar siswa yang ditunjukkan  oleh kehadiran hambatan tertentu untuk mencapai hasil pembelajaran,  dan dapat psikologis, sosiologis, dan  psikologis, yang  pada  gilirannya   dapat  menyebabkan mencapai prestasi belajar di bawah yang baik. Kesulitan belajar siswa meliputi luas, termasuk: (a) gangguan belajar, (b) learning disfungsi ereksi; (c) underachiever (d) peserta lambat, dan (e) dalam belajar. Dalam keadaan tertentu, karya ini mengangkat tema kesulitan belajar fisika. Pemilihan  tema ini mempertimbangkan subjek fisika yang masih dianggap sebagai sebuah cemeti sebagian besar siswa. Gambar  ”sulit” untuk belajar fisika yang telah dipasang pada persepsi awal siswa. Berdasarkan latar belakang pernyataan di atas, karya ini bertujuan untuk mendiskusikan masalah yang berhubungan  dengan  diagnosis kesulitan belajar.   Masalah- masalah ini termasuk:  masalah-masalah kesulitan belajar Fisika, alternatif untuk mengatasi  masalah  fisika belajar melalui klinik mengajar. Justru itu, lingkup diskusi fokus pada kesulitan dalam pembelajaran,  pengajaran tersebut, model  pembelajaran  yang dapat diterapkan dan cara mengatasi masalah kesulitan dalam fisika belajar melalui klinik mengajar.Kata Kunci: Klinik Pembelajaran, Fisika.In learning activities in schools, teachers are faced with number of characteristics to diverse students.  There are students  who can take their learning activities smoothly and successfully without  difficulty, but on the other hand not a few students who actually experience difficulties in learning. Student  learning difficulties indicated by the presence of certain  barriers to achieve learning  outcomes, and can be psychological,  sociological, and physiological, which in turn can lead to learning achievement reached under proper. Student  learning difficulties  covers  a broad sense,  including :  (a)  learning  disorder, (b) learning disfunction;  (c) underachiever  (d)  slow  learner,  and (e) learning disabilities. In particular, this paper raised the theme of learning difficulties physics. The selection of this theme considering the subjects of physics that’s still regarded as a scourge of most students. Image ”difficult” to learn physics is attached to the initial perception of students. Based on the background of the above statement, this paper aims to discuss issues related to the diagnosis of learning difficulties. These problems include: the problems of learning difficulties physics, an alternative to overcome the problem of learning physics through teaching clinic. Thus the scope of the discussion focused on difficulties in learning , tutoring , learning models  that can be applied and how to overcome the problem of difficulties in learning physics through teaching clinic.Keyword: Learning ,  Fhyisics
KONSELING ISLAMI MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL DALAM ISLAM PADA REMAJA Farida, Farida
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini memberikan informasi yang tepat tentang kondisi kebutuhan remaja yang sesuai dengan tugas perkembangannya yaitu: mengenal fungsi perbedaan jenis kelamin, organ reproduksi dan persiapan pernikahan agar dapat mengenali fungsi anatomi tubuh sesuai dengan nilai-nilai Islam, misalnya tentang kesehatan seksual dalam Islam. Meskipun data yang ditemukan terdapat beragam problematika remaja tentang seksual,  sehingga dibutuhkan profesi konseling  Islami untuk membantu remaja tumbuh kembang secara optimal dalam berprestasi dibidang kognitif-afektif-psikomotorik.  Kemampuan kognitif dengan diupayakannya  pengayaan pengetahuan tentang alam semesta beserta fenomena alam, kemampuan afektif dengan terampilnya mengolah dan mengendalikan emosi ke arah positif  kepada sesama makhluk hidup,  sedangkan kemampuan psikomotorik dengan adaptifnya manusia dalam bersikap ketika berinteraksi di lingkungan dengan keragaman budaya Bhineka Tunggal Ika. Dengan berdasar pada nilai-nilai pendidikan Islam maka manusia dapat mengoptimalkan 3 daya dengan berdasarkan pada Al Qur’an yang memberikan keselamatan  dan kebahagiaan  pada remaja untuk memahami kesehatan seksual dalam Islam.Kata Kunci: Konseling Islami Pendidikan Kesehatan Seksual, RemajaTHROUGH THE ISLAMIC COUNSELLING SEXUAL HEALTH EDUCATION IN ISLAM IN ADOLESCENT. This paper provides precise information about the conditions in accordance with the  needs of adolescent development tasks  are: to know the function of gender, reproductive organs and wedding preparations in order to identify the function of anatomy of the body in accordance with Islamic values, eg about sexual health in Islam. Although the data were found to contain a variety of sexual problems of adolescence, so it takes the counseling profession Islami to help teens grow and develop optimally in achievement in the field of cognitive-affective-psychomotor. Cognitive abilities with the enrichment begun all the knowledge of the universe and natural phenomena, affective ability to skillfully manage and control their emotions in a positive direction to our fellow beings, whereas the adaptive human psychomotor abilities in attitude when interacting in an environment with a diversity of cultural unity. One based on the values of Islamic education then humans can optimize power to 3 based on the Qur’an that provide the safety and happiness of the youth to understand sexual health in Islam.Keywords: Islamic Counseling Sexual Health Education, Youth
UPAYA KONSELOR DALAM MEMBIMBING BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH Arifin, Muh. Lukman
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku  yang baru secara keseluruhan,  sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Perbedaan kemampuan yang dimiliki  siswa sering menjadi pemicu munculnya permasalahan dalam belajar,sehingga diperlukan adanya bantuan guru maupun konselor dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dalam tulisan ini menjelaskan bagaimana peran guru dan konselor dalam membantu dan memberi semangat kepada para siswanya khususnya bagi siswa sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang notabene masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan melalui bimbingan belajar. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah pertama, pengayaan perbaikan yaitu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan pengajaran yang membuat menjadi lebih baik, kedua, kegiatan pengayaan, merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa siswa yang sangat cepat dalam belajar, ketiga, peningkatan motivasi belajar,  guru dan  staf sekolah  lainnya berkewajiban membantu peserta didik meningkatkan motivasinya dalam belajar, keempat,  peningkatan keterampilan  belajar dan kelima, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.Kata kunci: Konselor, Belajar, Siswa.COUNSELOR EFFORTS  IN  GUIDING THE  STUDENTS IN ELEMENTARY SCHOOL/MADRASAH IBTIDAIYAH. Learning is  the  process of the  effort by the  individual  to obtain a change  in the  new behavior  overall  as a result  of individual experience itself in his interaction with the environment. The difference capabilities of students often trigger  the  emergence  of problems  in learning ,so required  the  aid for teachers and counselors in resolving the problem. In this paper explains how the role of the teacher and counselor in the help and gives the  spirit to the students especially for primary school students/Madrasah   Ibtidaiyah  who is  still  in the period of growth and development through  learning assistance. Some of the efforts that can be done is first, repair enrichment that is the form of teaching is to heal or correct teaching that make a better, second, enrichment activities, is a form of service given to one or several students who very quickly in learning , third, increased motivation  to learn, teachers and other school staff has an obligation to help learners increase the motivation  in learning , fourth, improving  the  skills of learning and the fifth, the development of the attitude and a good learning habits.Keyword: counselor, learning students
KARAKTERISTIK KONSELOR BAGI MAHASISWA ( PROGRAM STUDI LANGKA PEMINAT ) Rosyid, Moh.
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berkaitan dengan respon pengguna jasa pada perguruan tinggi dikenal PT ekstrapeminat dan langka peminat. Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yang statusnya negeri atau swasta juga terpilah prodi gemuk dan kering (langka peminat). Prodi gemuk antara lain prodi yang mencetak calon guru agama. Dalihnya, calon pengguna jasa beranggapan bahwa sarjana pendidikan lahan kerjanya dianggap jelas yakni menjadi pendidik lapangan kerjanya di madrasah/sekolah.  Berbeda dengan sarjana ilmu tafsir, ilmu aqidah, atau ilmu dakwah yang lapangan kerjanya dianggap masih bias. Anggapan ini menjadi penyebab semakin menurunnya  minat calon mahasiswa  sehingga perlu peran ekstra sosok konselor yang diperankan dosen dan pejabat struktural bagi mahasiswa pada prodi langka peminat. Peran utama konselor tersebut untuk meyakinkan pada mahasiswa untuk tetap optimis menyelesaikan studi untuk mendapatkan gelar sarjana. Konselor berperan dalam perkuliahan dan di luar perkuliahan diharuskan melaksanakan tiga hal mendasar meliputi mengenalkan tentang optimisme di Jurusan Dakwah, luasnya prospek alumni sarjana Jurusan Dakwah, dan prinsip pelayanan konselor yang prima. Modal dasar yang dijadikan bahan penyuluhan oleh konselor adalah membangun hubungan saling percaya dan penuh kasih antara konselor dengan klien, menumbuhkan rasa diperhatikan bagi klien oleh konselor, memahami dan  mengenali perasaan emosi  klien, berusaha membantu menyelesaikan masalah, dan memberi pertimbangan dalam hal solusi yang tepat.kata kunci: Modal Dasar, Konselor, dan Prodi Langka Peminat.Related with the  user response services at the  college known rare Program  registrants. College of Islamic Religion (PTAI) the public or private status is also disaggregated fat and dried (rare enthusiasts) study program. Fat  Study Program among  others study program scored a religion teacher candidates. He argued, potential service users assume that undergraduate  education  is considered clear his  land that is to be educators their employment at the madrasah / school. In contrast to the scholars of Tafsir, the science of faith, or the science of da’wa that their employment is still considered biased. This assumption becomes the cause of the decline in student interest so need extra role played counselor figure lecturers and ranking officials for the students at the department  of rare registrants. The main role of the counselor to convince the students to remain optimistic completed the study to get a degree. Counselors play a role in the course and outside the lecture are required to carry out three fundamental things include introducing about optimism in the Department of Da’wa, the extent of the prospect of undergraduate alumni  of Da’wa, and the principle of excellent service counselors.Keywords:Basic Capital, Counselor Characteristics  and the study program rare registrants.
PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DI SEKOLAH (SEBUAH UPAYA PEMBINAAN MORAL ISLAM) Yuliyatun, Yuliyatun
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan  ini  bertujuan  untuk  memperkenalkan pentingnya bimbingan dan konseling Islam di sekolah dalam membangun keseimbangan antara  emosi,  intelektual,  spiritual dan  sikap kepribadian para  peserta didik.  Adapun sasaran tulisan ini adalah  lembaga-lembaga pendidikan  dan   para  mahasiswa fakultas Dakwah dan  Tarbiyah yang berkepentingan untuk memberikan pembinaan dalam membangun keseimbangan ilmu dan mental kepribadian  serta mental keagamaan para peserta didik.  Secara ringkas, dari tulisan ini dapat dipahami,  bahwa lembaga pendidikan berkewajiban menugaskan kepada para peserta didik untuk memberikan pembekalan kepada para peserta berupa ilmu pengetahuan. Sama pentingnya dengan memberikan pembekalan ilmu pengetahuan kepada para peserta didik ini, para pengelola lembaga pendidikan juga dituntut untuk menugaskan kepada para guru yang memiliki kompetensi untuk memberikan pendampingan kepada para peserta didik selama menjalani proses belajar mengajar. Pola dampingan ini haruslah dipegang oleh para guru yang menguasai dan memiliki kemampuan mengaplikasikan bimbingan dan konseling Islam di sekolah.Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling, Nilai-nilai Islam, Peserta DidikROLE OF  ISLAMIC GUIDANCE AND COUNSELLING IN SCHOOL. This paper aims to introduce the importance of Islamic guidance and counseling in schools in establishing a balance between the emotional, intellectual, spiritual and personable attitude  of the learners. The goal of this paper is the educational institutions and the students of Da’wa Faculty and Tarbiyah Faculty concerned to provide guidance in establishing  mental  balance  of science  and religious personality and mental learners. In summary, from this article can be understood, that the institution is obliged to assign the student to give a briefing to the participants in the form of science. Equally  important through providing knowledge to the learners of this, the managers of educational institutions are also required to assign to the teachers who have the competence to provide assistance to the students during their learning process. The pattern of this assistance must be held by teachers who have the ability to master and apply the Islamic guidance and counseling in schools.Keywords: guidance and counseling , the values of Islam, Students
URGENSI BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI REMAJA (UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG) Zaini, Ahmad
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia remaja adalah dunia yang penuh dengan dinamika yang menarik.Umumnya  mereka menginginkan hal-hal baru  yang belum pernah dicobanya selama ini. Sesuatu yang baru apabila berimplikasi kepada perbuatan yang positif tentu tidak masalah, namun apabila  mengarah kepada perbuatan yang negatif  ini akan menimbulkan masalah.  Remaja yang memiliki  masalah dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri maka hal tersebut bernilai positif. Namun, sebaliknya kalau memiliki masalah dan tidak dapat menyelesaikannya  sendiri serta melampiaskannya kepada perbuatan yang negatif ini berarti perlu bantuan orang lain. Secara sederhana dalam perspektif bimbingan dan konseling, orang yang membantu menyelesaikan permasalahan  orang lain disebut sebagai konselor. Konselor inilah yang diharapkan dapat membantu remaja yang bermasalah untuk dicarikan solusinya yang terbaik sesuai dengan ringan dan beratnya problematika yang dihadapi oleh remaja tersebut. Adapun upaya pencegahan terhadap perilaku menyimpang remaja yaitu menciptakan keluarga yang harmonis, tidak menyamaratakan antara remaja satu dengan lainnya, pengembangan  remaja melalui pendidikan, mendorong remaja agar aktif di organisasi, pengembangan  remaja melalui minat dan bakat. Dan selanjutnya teknik penanganan terhadap menyimpang remaja  yaitu:  pertama,   penanganan individual yang meliputi  pemberian petunjuk atau  nasihat, konseling, dan psikoterapi, kedua, penanganan  keluarga, ketiga, penanganan kelompok dan keempat penanganan pasangan.Kata Kunci:bimbingan konseling, remaja, perilaku menyimpangURGENCY OF GUIDANCE AND COUNSELING FOR TEENS. Adolescent  world  is a world full of interesting dynamic. Generally they want the new things that have never been tried during this time. Something  new if it has implications  for positive actions is certainly not a problem, but if it leads to negative acts that would cause problems. Teenagers who have a problem and can solve their own problems then it is positive. However, on the contrary that have a problem and can not solve it alone and take it to the negative acts that this means they need the help of others. Simply put in the perspective of guidance and counseling , the person who helped solve the problems of others is called as a counselor. The counselor is expected to help troubled teens to find a solution that best suits light and severity of the problems faced by the youth. Further technical handling  of juvenile deviant behavior are: first, individual  handling including giving instructions or advice, counseling , and psychotherapy, secondly, the handling of family, third, and fourth treatment group handling partner.Keywords:  Guidance and Counseling , Teenager, Deviant Behavior

Page 1 of 1 | Total Record : 10